Kita
bisa memberi tanpa mengasihi tapi tidak bisa mengasihi tanpa memberi.
Memberi sangat identik dengan pengorbanan, dalam hubungan apapun,
pengorbanan merupakan salah satu rahasia untuk mempertahankan hubungan.
Pengorbanan pun bisa beragam bentuknya, mulai dari berkorban waktu,
materi, tenaga, pikiran dan lain sebagainya. Berikut, beberapa poin
yang harus kita pegang saat berkorban :
Berkorban Tanpa Menjadi Korban
Perlu
diingat, pengorbanan yang kita lakukan tidak lantas membuat kita
menjadi korban. Seorang korban cenderung pasif dan hanya bisa menerima
apa yang ditimpakan kepada dirinya, tetapi orang yang berkorban
mempunyai sebaliknya, dengan sadar dia mau mengambil konsekuensi
tertentu sebagai wujud pengorbanannya. Untuk itu dibutuhkan hikmat
Allah agar kita tahu kapan kita harus berkorban dan kapan tidak.
Berkorban Untuk Teladani Sikap Kristus
Kristus
adalah teladan hidup seseorang yang mau berkorban. Untuk itu menjadi
seseorang yang mau berkorban untuk orang lain adalah sebuah kebanggaan,
karena lewat hal itu kita berkesempatan untuk meneladani sikap hidup
Yesus Kristus. Ubah paradigma Anda, berkorban adalah sebuah kebanggaan,
jadi lakukanlah hal itu dengan hati yang tertuju pada Kristus, (1
Petrus 2:18-25).
Berkorban Bukan Untuk Dilihat Orang
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” (Matius 6:2b)
Kutipan
Firman Tuhan diatas adalah ucapan Yesus tentang “Hal Memberi Sedekah”.
Namun tidak hanya dalam memberi sedekah saja, dalam pengorbanan yang
lainnya pun kita tidak boleh melakukannya hanya untuk terlihat hebat
dan dikenal orang.
Berkorban Sebagai Bentuk Ketaatan
Dalam
mempertahankan iman, tak jarang orang Kristen harus mendapat ancaman,
intimidasi maupun diskriminasi. Namun jika itu adalah untuk
mempertahankan iman, maka kita pun harus taat sampai akhir sebagai
bentuk tanggung jawab iman kita.
Sumber : jawaban.com
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment :)